Para pembaca yang budiman,
Secara
konseptual, dampak perubahan pola pikir aparatur pemerintah adalah meningkatnya
kesadaran aparatur bahwa dirinya haruslah kuat dan amanah. Kuat dalam pengertian mampu atau kompeten
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai aparatur pemerintah. Dan amanah dalam pengertian mampu menempatkan
dirinya sebagai aparatur yang commited terhadap
visi dan misi lembaga, dan tidak mencederai kepercayaan yang diberikan oleh
pemerintah dan rakyat kepadanya.
Wujud dari
aparatur yang kompeten dan amanah adalah sikap aparatur yang mengedepankan pelayanan
terbaik kepada masyarakat, dan pelayanan terbaik kepada seluruh pihak yang
berurusan dengannya, baik internal maupun eksternal; selalu berorientasi kepada
pencapaian target-target kinerja; dan berani bersikap transparan, atau berani
dicek setiap saat hasil kerjanya tanpa merasa kuatir dituduh menyembunyikan
sesuatu (akuntabel).
Wujud lain
dari sikap yang kompeten dan amanah adalah anda akan terpanggil untuk
menciptakan suasana bekerja yang kondusif bagi semua anggota organisasi. Anda akan selalu berupaya untuk berbagi,
memberdayakan, dan saling melengkapi satu sama lain. Anda tidak akan membiarkan organisasi anda tumbuh menjadi kumpulan orang-orang yang pola
pikirnya tidak sehat, saling curiga, saling mengedepankan kepentingan sendiri,
dan saling melempar tanggungjawab. Anda
akan terpanggil untuk menjadi pembaharu yang menyejukkan bagi semua orang
didalam organisasi anda.
Para pembaca yang budiman,
Mungkin anda
masih bertanya-tanya, akankah perubahan pola pikir aparatur menghasilkan keluaran seperti itu? Mungkinkah perubahan pola pikir menghasilkan
para aparatur yang siap dengan sikapnya yang baru? sikap sebagai seorang aparatur
yang efektif, commited terhadap tugas
pokok dan fungsinya, serta membebaskan diri dari belenggu KKN? Mungkinkah perubahan pola pikir menyebabkan
seorang aparatur hadir sebagai sosok yang menyejukkan bagi organisasinya? Yang
memberdayakan? Yang menghargai? Yang merajut keharmonisan hubungan seluruh
anggota organisasi di dalamnya?
Bagaimana
kalau kami jawab bukan hanya mungkin, tetapi sangat bisa, bahkan menyenangkan dan sekaligus
menantang. Optimis bukan? Ya, sangat optimis. Dengan Izin Tuhan Yang Maha Esa, dan dengan
keyakinan akan pertolongan-Nya, segala sesuatu menuju perubahan yang lebih baik
akan dimudahkan jalannya.
Bila anda
menyadari hal ini, lalu anda bertekad untuk lahir kembali sebagai aparatur yang
kompeten dan amanah, Tuhan pasti akan berikan jalannya. Tetapi sebaliknya, bila anda tetap pada
posisi sekarang, mempertahankan pola-pola lama yang berorientasi pada uang,
uang, dan uang.. tanpa memedulikan bahwa hal tersebut bukanlah hak anda, maka
Tuhan pun akan memudahkan jalan bagi anda.
Artinya Tuhan akan membiarkan anda menggali sendiri jurang kehancuran
lebih dalam dan lebih dalam lagi, hingga anda tidak menyadari bahwa anda sudah
sangat jauh terperosok didalamnya. Pada
tingkatan ini, berbagai nasihat sudah tidak lagi bisa anda dengar. Kalbu anda terlanjur kelam karena banyaknya noktah
hitam yang menutupi, noktah yang timbul setiap kali anda melakukan
penyimpangan. Anda tidak lagi bisa
membedakan mana yang benar mana yang salah.
Bila sudah seperti ini kondisinya, jangan-jangan inilah yang dimaksud
dengan “Tuhan telah membutakan mata hati hambanya”, sehingga ketika sampai
datang masanya nanti, tobat menjadi tidak berguna saat ajal tiba-tiba menjemput
(maaf!). Tetapi kami tidak yakin anda akan
memilih jalan yang ini. Mengapa? Karena
kita semua tidak ingin mengorbankan masa depan kita di akhirat nanti, bukankah
begitu?
Kami rasa,
tidak satupun dari kita yang ingin merugi di penghujung kehidupan dunia nanti. Karena kita meyakini bersama, bahwa hidup yang
sesungguhnya adalah di akhirat nanti, dimana bahagia tidaknya kita disana, akan
ditentukan oleh keyakinan dan jalan yang kita pilih saat ini.
Agama
mengajarkan bahwa orang yang menginginkan surga, maka ia akan melaksanakan
amalan-amalan penghuni surga, dan Tuhan akan memudahkan jalannya, dan
sebaliknya, orang yang akan menghuni neraka, ia akan melakukan amalan-amalan
penghuni neraka, dan Tuhan pun akan memudahkan jalannya.
Apakah kita
termasuk orang-orang yang melakukan amalan penghuni surga atau neraka? Kita
sendirilah yang tahu jawabannya.
Tetapi kami
yakin dan percaya, dalam hati kecil anda, dalam hati kecil kita semua, kita pasti
sangat ingin menjadi aparatur yang bisa bekerja dengan benar, melakukan hal-hal
yang benar. Bekerja yang membuat kita tenang dalam hidup, berbahagia, dan selamat
hingga akhirat nanti. Bila suara hati
kecil anda juga seperti itu, lalu mengapa harus ragu untuk berubah? ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar