Jumat, 12 April 2013

APLIKASI KECERDASAN EMOSIONAL



Orang yang pertama kali menemukan kecerdasan emosional adalah seorang psikolog bernama Howard Gardner.  Ketika itu ia menyebutnya sebagai kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence).  Kemudian istilah ini berubah atau menjadi lebih populer dengan sebutan “Kecerdasan Emosional”, setelah terbitnya buku Emotional Intelligence – Why It Can Matter More Than IQ, karangan Daniel Goleman.
Menyangkut penyebutan kecerdasan emosional dengan akronim EQ (emotional quotient), maka sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Lawi Yusuf, 2006, Daniel Goleman sendiri tidak pernah menyebut Kecerdasan Emosional dengan EQ, karena memang dalam kecerdasan emosional tidak ada quotient atau angka hasil bagi bilangan.    Karena itu agar tidak terus terjebak pada salah kaprah penggunaan akronim EQ dan SQ, maka dalam tulisan ini EQ akan ditulis dengan “Kecerdasan Emosional”, dan SQ akan ditulis dengan “Kecerdasan Spiritual” (tanpa embel-embel quotient).
Kecerdasan emosional menjelaskan kemampuan seseorang untuk mendeteksi dan mengelola emosi.  Orang yang cerdas secara emosional adalah orang yang memahami kondisi dirinya, memahami perasaan yang terjadi pada dirinya dan bisa mengambil tindakan yang positif sebagai respon dari munculnya perasaan itu.  Orang tersebut juga mampu merasakan perasaan orang lain dan bisa menanggapinya secara proporsional. 
Satu hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari kecerdasan emosional ini adalah bahwa teori ini sama sekali tidak bermanfaat bila tidak disertai dengan praktek dalam kehidupan nyata.  Artinya terkadang kita tahu tentang hal yang baik dan buruk, tetapi kita sendiri tidak mempraktekkan untuk memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk.
Di samping itu melatih kecerdasan emosi tidak cukup hanya dengan membaca buku atau dipraktikkan selama beberapa kali saja, tetapi harus dilakukan secara berkesinambungan sampai akhirnya membentuk suatu karakter bagi manusia itu sendiri.  Seperti yang diungkapkan oleh Stephen R. Covey, yaitu ”Taburlah gagasan, petiklah perbuatan, taburlah perbuatan, petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan, petiklah karakter, taburlah karakter, petiklah nasib.”
Secara sederhana kecerdasan emosional dapat dipahami sebagai:
·         Kemampuan mengenali emosi diri sendiri
·         Kemampuan mengendalikan emosi dan mengambil tindakan yang tepat
·         Kemampuan mengenali emosi orang lain
·         Kemampuan bertindak dan berinteraksi dengan orang lain.  ***

1 komentar: