Kamis, 11 April 2013

KETENANGAN DAN KESELARASAN PEMIMPIN



Ketenangan dalam bersikap atau menurut istilah jawa Meneng Ing Solah Bowo adalah bagian dari keteladanan seorang pemimpin.  Artinya seorang pemimpin harus bersikap tenang dalam menghadapi segala permasalahan yang mungkin timbul dalam kepemimpinannya.  Selain dari itu, pemimpin dalam memutuskan permasalahan, mengambil kebijakan, menetapkan program harus senantiasa tenang, tidak sembarangan (grusah-grusuh), semua melalui pertimbangan yang panjang, cerdas, dan ikhlas.  Bila pemimpin memiliki kepribadian tersebut maka pemimpin akan berwibawa, diterima dan disegani oleh mereka yang dipimpin.
Aspek keteladanan pemimpin lainnya adalah Dumunung Kasunyatan atau selaras dalam berpikir, berbicara, dan bertindak.  Pemimpin harus berkehendak, berbicara, dan bertindak sesuai dengan kenyataan yang ada.  Tidak ada hal-hal yang ditutupi dan tidak ada pilih kasih.  Ciri pemimpin yang Dumunung Kasunyatan selalu mengedepankan : kejujuran, keikhlasan, dan menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi akar budaya masyarakat dan budaya organisasi.  Pemimpin yang demikian dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dimanapun dia berada.  Dumunung Kasunyatan juga dapat berarti bahwa : Perkataan (lati), Pikiran (ati) dan Tindakan (pekerti) adalah sama, sehingga pemimpin yang demikian melakukan tindakan apapun dengan tenang dan tanpa beban.  Antara pembicaraan, tindakan dan fikiran selaras dan sejalan, dalam bahasa jawa dikatakan bahwa : “Dadi pemimpin iku kudu Jumbuh antarane pikiran, tindakan lan pangandikan, yen ora, nroko papane”.  Menjadi pemimpin itu harus selaras antara pikiran, pembicaraan, dan tindakan.  Bila tidak, neraka resikonya.  ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar