Para pembaca
yang budiman,
Komitmen
adalah janji atau kesanggupan yang pasti untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu (LAN, 2005). Dalam konteks pemerintahan, maka komitmen
seorang aparatur pada organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang
aparatur memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat
memelihara keberpihakannya pada organisasi tersebut.
Luthans
(dalam Jurnal Manajemen, 2011), mengartikan komitmen organisasi sebagai A
willingness to exert high levels of effort on behalf of the organization.
Sebuah kemauan yang kuat untuk berusaha mempertahankan nama organisasi.
Gambaran
tentang aparatur yang mempunyai komitmen tinggi terhadap organisasi dapat
dilihat dari sepak terjang sepuluh kepala daerah yang pernah dinobatkan sebagai
bupati dan walikota terbaik se-Indonesia tahun 2008 silam. Para tokoh tersebut
telah menunjukkan komitmen yang mengagumkan. Mereka memiliki tekad yang tinggi
terhadap peningkatan kualitas pelayanan, dan penegakkan birokrasi yang bersih.
Komitmen ini
ditandai dengan berbagai keputusan/kebijakan mereka yang memberi dampak
signifkan terhadap perbaikan sistem dan kultur pelayanan, serta keberanian
mereka dalam menjalankan tugas dan penegakkan hukum.
Para bupati
dan walikota tersebut juga memiliki komitmen yang kuat terhadap pencapaian visi
organisasi, dengan fokus pada peningkatan efektivitas dan efisiensi birokrasi.
Komitmen mereka yang tinggi sangat tampak dari keteladanan yang mereka
perlihatkan dalam bekerja.
Kontras
dengan kondisi di atas adalah fakta masih rendahnya komitmen kebanyakan
aparatur di negeri ini. Menurut para ahli tata negara, lemahnya komitmen
aparatur disebabkan antara lain karena lemahnya keterikatan aparatur dengan
visi dan misi lembaga. Banyak pejabat yang terjebak pada pragmatisme asal
anggaran terserap atau yang penting administrasi beres, tanpa menimbang apakah
kegiatan yang dilakukan telah menghantarkan atau mendekatkan kepada tercapainya
visi misi yang dicita-citakan, atau belum.
Kurangnya
komitmen seorang pejabat untuk memperhatikan outcome atau benefit dari sebuah
kegiatan, terjadi karena banyak hal. Mulai dari godaan uang gampang,
ketidakberdayaan menghadapi lingkungan, hingga tidak ditemukannya kenyamanan
dalam bekerja.
Komitmen
untuk sanggup menahan diri dari berbagai godaan perkeliruan di kantor, adalah
hal yang saat ini semakin sulit ditemukan di tengah kehidupan birokrasi.
Selain
hal-hal tersebut diatas, rendahnya komitmen aparatur juga bisa disebabkan oleh
tidak terinternalisasinya target-target yang dibebankan dipundaknya. Banyak
pejabat yang cenderung masa bodoh atau kurang peduli dengan capaian kinerja.
Mereka tidak memandang bahwa dirinya adalah bagian penting dari sebuah tim yang
sedang menuju ke puncak cita-cita. Para aparatur tersebut belum memandang bahwa
menjaga kehormatan dirinya selaku penyandang jabatan, adalah bagian dari
integritas yang harus ditegakkan oleh seorang aparatur.
Komitmen
sebagaimana dipahami, tidak hanya menyangkut pencapaian target-target kinerja
sesuai dengan renstra saja, tetapi juga komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan
secara umum, komitmen memperbaiki sistem dan prosedur, komitmen meningkatkan
kualitas komunikasi, spirit, dan integritas, serta komitmen untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi lembaga.
Kecenderungan
rendahnya komitmen para pejabat, pada skala yang lebih tinggi, ternyata membawa
dampak lain yang tidak ringan, yaitu terhempasnya moral dan semangat pegawai di
bawahnya. Bila pegawai sudah melihat bahwa para pemimpinnya tidak lagi bisa
dijadikan panutan, tidak lagi bisa menunjukkan nilai-nilai moral yang baik,
tidak lagi bisa menjadi rujukan etika dan semangat kerja, maka tidak heran bila
kemudian para pegawai tersebut tidak lagi berkomitmen terhadap organisasi. Bila
tidak segera diatasi, akibatnya akan semakin buruk. Para pegawai bisa menjadi apatis
dan tidak lagi fokus pada capaian kinerja. Dampaknya kemudian adalah
inefisiensi, inefektivitas, dan demoralisasi terjadi dimana-mana. Bila sudah
demikian, organisasi hanya tinggal menunggu waktu menuju jurang
ketidakberdayaan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar