Sabtu, 13 April 2013

WUJUD KECERDASAN SPIRITUAL DI TEMPAT KERJA

Para pembaca yang budiman,
Seperti apakah peran kecerdasan spiritual di tempat kerja?
Pegawai dengan kecerdasan spiritual yang tinggi biasanya akan lebih cepat mengalami pemulihan dari suatu penyakit, baik secara fisik maupun mental. Ia lebih mudah bangkit dari suatu kejatuhan atau penderitaan, lebih tahan menghadapi stres, lebih mudah melihat peluang karena memiliki sikap mental positif, serta lebih ceria, bahagia dan merasa puas dalam menjalani kehidupan.

Berbeda dengan pegawai yang memiliki kecerdasan spiritual rendah. Keberhasilan dalam hal karier, pekerjaan, penghasilan, status dan masih banyak lagi hal-hal yang bersifat materi ternyata tidak selalu mampu membuatnya bahagia. Persaingan dan perbedaan kepentingan yang berlangsung begitu ketat seringkali membuat manusia kehilangan arah dan identitas.

Perubahan teknologi yang pesat menghasilkan tekanan yang begitu besar, yang terkadang membutakan manusia dengan kecerdasan spiritual rendah dalam menjalani visi dan misi hidupnya, membuat ia lupa melakukan refleksi diri dan lupa menjalankan perannya sebagai bagian dari komunitas. Kesibukan kerja dan keberhasilan yang dicapai tidak diamalkannya untuk penciptaan arti dan nilai bagi lingkungan.

Para pembaca yang budiman,
Untuk mengaplikasikan kecerdasan spiritual di kantor, maka setiap organisasi perlu membentuk budaya spiritualitas, yang menurut Robbins & Judge dalam bukunya Organizational Behavior, bentuknya adalah:

STRONG SENSE OF PURPOSE.
Penyerapan anggaran itu penting, tetapi bukan yang utama. Seluruh anggota organisasi perlu diingatkan bahwa menjadikan keberadaan organisasi sebesar-besar manfaat bagi masyarakat adalah hal yang lebih bernilai, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk visi dan misi organisasi.

TRUST AND RESPECT.
Organisasi dengan budaya spiritual senantiasa memastikan terciptanya kondisi saling percaya, adanya keterbukaan dan kejujuran. Salah satunya dalam bentuk pejabat dan pegawai tidak takut untuk melakukan dan mengakui kesalahan.

HUMANISTIC WORK PRACTICES.
Jam kerja yang fleksibel, penghargaan berdasarkan kerja tim, mempersempit perbedaan status dan imbal jasa, adanya jaminan terhadap hak-hak individu pekerja, kemampuan pegawai, dan keamanan kerja merupakan bentuk-bentuk praktik manajemen sumber daya manusia yang bersifat spiritual.

TOLERATION OF EMPLOYEE EXPRESSION.
Organisasi dengan budaya spiritual memiliki toleransi yang tinggi terhadap bentuk-bentuk ekspresi emosi karyawan. Humor, spontanitas, keceriaan di tempat kerja tidak dibatasi. Bahkan, ada perusahaan yang mendorong dan mengizinkan setiap karyawan untuk menyediakan satu persen dari waktu kerjanya untuk melakukan pekerjaan sukarela bagi pengembangan komunitas, seperti: membagikan makanan kepada para tunawisma, kerja bakti membersihkan taman umum, mendirikan perpustakaan atau rumah baca untuk anak-anak jalanan, dan memberi bantuan bagi korban bencana alam.

Di luar negeri, Southwest Airlines adalah contoh sukses sebuah organisasi spiritual. Pembentukan budaya spiritual di Southwest Airlines telah membuat perusahaan itu menjadi salah satu perusahaan penerbangan dengan turn over (tingkat keluar masuk karyawan) terendah, secara konsisten memiliki biaya tenaga kerja terendah per jarak penerbangan, secara tetap mencatat waktu tiba yang lebih cepat dan tingkat komplain yang lebih rendah dibandingkan pesaingnya, dan terbukti merupakan perusahaan penerbangan yang paling konsisten dalam hal keuntungan di industri penerbangan Amerika Serikat.

Dengan terbentuknya budaya spiritualitas di tempat kerja, diharapkan akan terbentuk karyawan yang gembira, tahu dan mampu memenuhi tujuan hidup.

Karyawan yang demikian umumnya memiliki hidup yang seimbang antara kerja dan pribadi, antara tugas dan pelayanan. Pada umumnya, mereka juga memiliki kinerja yang lebih tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan sebuah perusahaan konsultan besar, penerapan lingkungan kerja yang spiritual meningkatkan produktivitas dan menurunkan turn over.

Studi lainnya menunjukkan, karyawan yang kecerdasan spiritualnya tinggi dan didukung lingkungan kerja yang juga spiritual, secara positif menjadi lebih kreatif, memiliki kepuasan kerja yang tinggi, mampu bekerja dengan baik secara tim, dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi. ***
posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar