Sabtu, 13 April 2013

MEMBANGUN KOMITMEN APARATUR YANG BERINTEGRITAS DAN BERKINERJA TINGGI

Para pembaca yang budiman,

Untuk membangun pola pikir kepemimpinan aparatur yang berintegritas dan berkinerja tinggi, maka organisasi perlu meningkatkan kualitas manajemen SDM, melakukan kegiatan pemberdayaan pegawai, dan membangun komitmen melalui visi.

1. Meningkatkan Kualitas Manajemen SDM

Komitmen yang kuat dari para pegawai hanya dapat dicapai melalui praktek-praktek manajemen yang baik. Para pegawai lebih tertarik pada atasan yang memberikan penghargaan kepada pegawainya. Para pemimpin perlu memiliki keterampilan bagaimana memperlakukan para pegawai dengan baik, dan keterampilan seperti ini harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya organisasi.

Karena komitmen organisasi mencerminkan bagaimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi, dan terikat dengan tujuan-tujuannya, maka untuk mendapatkan tingkat komitmen yang lebih tinggi, para pemimpin disarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja para pegawai.

Perilaku pegawai di tempat kerja, baik positif ataupun negatif dipengaruhi secara langsung oleh atasan yang bersangkutan. Pengaruh positif yang diberikan dapat memperkuat komitmen pegawai, dan sebaliknya, pengaruh yang negatif akan memperlemah komitmennya. Oleh karena itu langkah pertama dalam membangun komitmen adalah meningkatkan kualitas manajemen SDM, khususnya dalam cara memperlakukan dan menghargai pegawai .

Meningkatkan komitmen pegawai menjadi vital, karena saat ini yang menjadi kunci sukses untuk meningkatkan pelayanan dan perubahan yang cepat adalah semangat dan dedikasi pegawai.

Dengan manajemen SDM yang baik akan menciptakan komitmen pegawai yang mengarah kepada pencapaian standar yang diinginkan dalam bekerja. Tanpa komitmen pegawai, tidak akan ada perbaikan di segala bidang.

Tanpa manajemen SDM yang baik, pegawai hanya akan memperlakukan pekerjaan mereka sebagai pekerjaan biasa saja. Masuk di pagi hari dan pulang pada sore hari. Hanya sebuah rutinitas tanpa ada keinginan untuk mencapai lebih. Dengan memiliki banyak pegawai yang mempunyai komitmen, dapat membuat sebuah institusi publik menghasilkan kinerja yang terbaik.



2. Meningkatkan Pemberdayaan

Terdapat hubungan yang sangat erat antara komitmen pegawai dan pemberdayaan yang dilakukan oleh para pemimpin. Pemberdayaan dapat meningkatkan komitmen pegawai karena adanya keinginan dan kesiapan pegawai dalam organisasi untuk diberdayakan, yaitu dengan menerima berbagai tantangan dan tanggung jawab.

Pemberdayaan itu sendiri merupakan serangkaian proses pemberian wewenang dan tanggungjawab kepada anggota organisasi. Sebagaimana ditulis dalam Jurnal Manajemen, 2011, Sharafat Khan mengatakan bahwa jenis pemberdayaan yang dapat dikembangkan untuk memperkuat komitmen anggota organisasi adalah :

a. Membangun Kepercayaan

Adanya saling percaya diantara anggota organisasi akan menciptakan suasana yang kondusif untuk pertukaran informasi dan saran tanpa adanya rasa takut. Kepercayaan antara keduanya dapat diciptakan dengan cara antara lain :

· Menyediakan waktu dan sumber daya yang cukup bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan;

· Menyediakan pelatihan yang mencukupi kebutuhan kerja;

· Menghargai perbedaan pandangan diantara para pegawai ;

· Menyediakan akses informasi yang cukup.



b. Membangun Kepercayaan Diri

Pemimpin dapat menumbuhkan rasa percaya diri pegawai dengan cara menghargai kemampuan yang dimiliki pegawai tersebut, sehingga komitmennya terhadap organisasi semakin tinggi. Kepercayaan diri pegawai dapat dibangun antara lain dengan :

· Mendelegasikan tugas penting kepada pegawai ;

· Menggali saran dan ide dari pegawai ;

· Memperluas tugas pegawai, dan memintanya untuk membangun jaringan antar unit kerja, atau antar organisasi ;

· Menyediakan instruksi tugas untuk penyelesaian pekerjaan yang baik.



c. Menjaga Kredibilitas

Pemimpin perlu menjaga kredibilitas dirinya dengan memberikan penghargaan dan mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat, sehingga tercipta organisasi yang memiliki kinerja tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara antara lain :

· Memandang karyawan sebagai mitra strategis;

· Peningkatan target di semua bagian;

· Mendorong inisiatif individu untuk melakukan perubahan melalui partisipasi;

· Membantu menyelesaikan perbedaan dalam penentuan tujuan dan prioritas.



d. Peningkatan Pertanggungjawaban


Pemimpin perlu meningkatkan pertanggungjawaban pegawai pada wewenang yang diberikan, dengan menetapkan secara konsisten dan jelas tentang peran, standar dan target kinerja yang harus dicapai.

· Peningkatan akuntabilitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

· Memberikan pelatihan yang mendukung pelaksanaan tugas ;

· Memberikan tugas yang jelas dan ukuran kinerja yang jelas ;

· Melibatkan pegawai dalam penentuan standar dan ukuran kinerja ;

· Memberikan saran dan bantuan kepada pegawai dalam menyelesaikan tugasnya.

Jika pegawai memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pekerjaannya, adanya pengalaman yang baik dalam bekerja, dan adanya usaha yang sungguh-sungguh dari organisasi untuk membantu pegawai dalam belajar tentang organisasi dan pekerjaannya, maka akan tercipta komitmen pada organisasi.



3. Menggaungkan Visi


Menurut Irma Sukma Dewi, et al. 2011, sebuah sistem organisasi merupakan sebuah sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain serta berkontribusi untuk mewujudkan visi. Visi memainkan peranan yang penting, tidak hanya pada masa awal pembentukan sebuah organisasi tetapi menjadi nafas sepanjang kehidupannya. Visi menjadi penunjuk arah yang mengarahkan semua orang untuk mengerti maksud dan tujuan dari sebuah organisasi.

Visi menggambarkan masa depan yang realistik, dapat dipercaya, dan menarik. Lebih jelasnya, visi merupakan pernyataan singkat, mudah diingat, pemberi semangat, dan obor penerang jalan untuk maju melejit menuju masa depan yang dicita-citakan. Visi adalah awal dari masa depan. Visi menyatakan apa yang ingin dicapai di masa depan dengan:

· Menggunakan pernyataan yang menggugah,

· Disusun secara jelas,

· Berdasarkan pada analisa yang mendalam mengenai situasi dan kondisi saat ini,

· Bercermin pada keberhasilan dan kegagalan yang pernah terjadi di masa lampau, sehingga pernyataan tersebut dapat dipercaya oleh semua elemen dalam organisasi.

· Dapat menjadi inspirasi bagi seseorang untuk secara sukarela berkomitmen utuh untuk menjamin tercapainya masa depan yang lebih cerah, baik untuk diri sendiri, organisasi, maupun lingkup yang lebih luas,

· Memaknai tugas secara yang lebih mendalam sehingga menyentuh ke esensi keberadaan seseorang, baik untuk dirinya sendiri maupun terhadap kehidupan orang-orang yang terlibat,

· Menjaga standar kualitas dari kinerja organisasi dalam menghasilkan suatu karya,

· Menjadi jembatan antara masa ini dan masa depan, menghubungkan apa yang sekarang harus dikerjakan untuk menjamin kejelasan apa yang akan dicapai di masa depan.

Pada suatu waktu di masa depan, visi bisa saja berubah, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Orang-orang di dalam organisasi harus siap menghadapi perubahan, dan menyadari kepentingan perubahan tersebut. Kesadaran ini termasuk datang dari pemimpin, yang idealnya justru menjadi pelopor perubahan tersebut karena keberadaan visi adalah suatu hal yang sangat penting bagi pemimpin.

Langkah-langkah untuk mencapai visi digambarkan dalam pernyataan-pernyataan yang berupa misi. Pada umumnya, misi merupakan tujuan umum dari tim, maka sewajarnya dibatasi beberapa saja, mungkin lima atau enam. Ketika misi menjelaskan arah yang diambil tim, misi menjadi strategis dan harus dapat menjawab pertanyaan Kemana tujuan kita?.

Dengan pernyataan yang jelas tentang visi dan misi, masa depan organisasi akan menjadi jelas, realistis, dan menarik. ***

posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar