Dalam prinsip
Tut Wuri Handayani, dimana pegawai
diharapkan akan bisa bekerja mandiri dengan arahan dan dorongan dari
pemimpinnya, maka arahan dan dorongan ini akan memberikan hasil yang efektif
bila pegawai memiliki kompetensi yang cukup untuk melakukan semua tugas yang
dibebankan.
Seorang
pemimpin akan sukses bila didukung oleh pengikut yang berkualitas dan bersedia
bekerja dengan tulus, gembira, dan antusias, bahkan meskipun ketika pemimpin
sedang tidak bersama mereka. Untuk
mendapatkan dukungan yang seperti ini maka seorang pemimpin dituntut untuk
mampu membimbing dan mengembangkan pengikutnya agar memiliki kualitas
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan yang dibutuhkan, dan
memiliki kesediaan 100 persen untuk membantu pemimpinnya.
Untuk bisa
mewujudkan hal ini maka seorang pemimpin tidak meletakkan fokus mereka pada
diri mereka sendiri. Mereka tidak
terjebak pada egoisme untuk mendapatkan: posisi, kekuasaan, uang, dan
kemewahan. Mereka juga tidak ingin
berpikiran sempit “memperoleh lebih banyak barang daripada tetangga
sebelah”.
Mereka sadar
bahwa untuk bisa sukses, mereka harus memberi kepada orang lain. Seperti apa yang dikatakan oleh Douglas M.
Lawson, “Dengan apa yang kita terima, keberadaan kita hanya sementara, namun
kita hidup selamanya melalui apa yang kita berikan.”
Seorang pemimpin
sejati tidak segan untuk membuat orang lain menjadi lebih baik. Mereka tidak merasa terancam karena
memikirkan ada orang lain yang menjadi lebih sukses dan naik ke tingkatan yang
lebih tinggi. Mereka tidak takut
digantikan oleh orang lain. Membimbing
orang lain adalah kegembiraan pemimpin yang sukses. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar