Sabtu, 13 April 2013

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KONDISI KIMIAWI TUBUH

Para pembaca yang budiman,
Menurut Sentanu, 2011, kecerdasan spiritual itu mempunyai banyak konsep, kiat, dan caranya. Seperti apa sih orang yang cerdas secara spiritual itu? bagaimana rasanya? Otak dan tubuhnya beroperasi seperti apa?

Cerdas secara spiritual atau dekat dengan Tuhan itu harus dibuktikan dengan berada di zona ikhlas yang mensyaratkan tiga hal, yaitu gelombang otaknya harus lebih banyak dalam posisi Alfa dan Tetha, kemudian sistem perkabelan otaknya (neuropeptide) serasi dan memunculkan perasaan tertentu kepada Tuhan, lalu tubuhnya harus cukup mengandung hormon serotonin, endorfin, dan melantonin dalam komposisi yang pas.

Dalam kondisi itu, maka dengan sendirinya ciri-ciri kecerdasan spiritual akan muncul.
Tanpa ketiga syarat itu, agak sulit dipercaya. Misalnya seseorang mengaku dekat dengan Tuhan tapi hormon di tubuhnya dominan kortisol, yaitu hormon yang muncul pada saat orang stres, bagaimana mungkin? Seseorang yang dekat dengan Tuhan mestinya lebih banyak berada dalam kondisi khusyuk, kondisi rileks, dan hormon di tubuhnya pasti hormon yang bagus seperti hormon DHEA, serotonin, endorfin, dan melantonin.

Kita bisa melatih kecerdasan spiritual lewat puasa, dengan syarat puasa tersebut dijalankan dengan benar. Karena puasa bisa menurunkan gelornbang otak dari Beta ke Alfa-Theta sehingga rnembuat orang lebih sabar dan memunculkan keinginan untuk berbuat baik. Kalau itu berlanjut hingga 10 hari maka otaknya akan stabil beroperasi di Alfa-Theta. Kalau hal itu bisa berlanjut hingga 20 hari, maka hormon-hormon yang baik dan menenangkan akan diproduksi oleh tubuh. Saat itu dia akan melihat hidup ini dengan cara lain, menjadi mudah bersyukur, mudah merasa terharu.

Memunculkan perasaan mudah bersyukur itu penting sekali karena rasa syukur bisa diartikan sebagai kemampuan menikmati hidup ini apapun kondisinya, sehingga susah atau senang rasanya tetap nikmat. Rasa syukur yang benar, dalam arti betul-betul menghayati nikmatnya hidup, juga sangat membantu memunculkan kecerdasan spiritual.

Dengan mengasah kecerdasan spiritual, seseorang bisa mengendalikan temperamennya. Bila dulu stres menghadapi kemacetan, sekarang bisa ikhlas dan bisa berpikir barangkali setiap orang memang punya tujuan yang sama. Selain itu, kalau dulu setiap berdoa terus saja meminta tapi lupa bersyukur, kini setiap berdoa selalu diawali dengan mensyukuri semua yang diberikan Tuhan. Dengan anak-anak di rumah lebih sabar dan pengertian. Meminta maaf kepada anak karena merasa salah tidak lagi terasa sulit seperti sebelumnya.

Dalam hidup, kita cenderung lebih banyak menggunakan otak. Padahal dengan perasaan dan keikhlasan, kita justru bisa menghasilkan loncatan-loncatan dalam kehidupan.

Kecerdasan spiritual bisa diasah dengan membantu orang lain. Beramal baik itu meringankan perasaan. Bukan berarti masalah kita lalu selesai, tapi masalah kita itu menjadi terasa ringan dengan menolong orang tanpa memandang agama, suku, ras. Pokoknya kepada semua mahluk Tuhan tanpa pilih-pilih.

Dengan berkhidmat kepada sesama seperti itu ternyata membuat kita lebih kuat, meringankan derita, dan lebih cepat mengantarkan kita pada kecerdasan spiritual yang lebih tinggi. Dengan begitu, kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan Tuhan pun akhirnya memudahkan urusan-urusan kita.

Masalah itu kalau dinikmati ternyata bisa menjadi ringan; kalau diterima dengan ikhlas dan senyuman, bisa lebih mudah selesai. Karena hati bisa menerima segala keadaan, maka tak ada amarah, tak ada perasaan atau tindakan negatif. Sangat luar biasa. Shalat menjadi lebih khusyuk, berdzikir pun enak. Seseorang dengan kecerdasan spiritualnyanya bisa lebih sering tersenyum.

Mengerti kecerdasan spiritual lewat rasio itu gampang, tapi untuk betul-betul menyadarinya dan mengamalkannya memang tidak mudah.

Ciri orang yang kecerdasan spiritualnya tinggi itu diantaranya mudah memaafkan, jujur, sabar, tidak mudah tersinggung, kreatif, terbuka, spontan, memahami jati diri, memiliki misi hidup, dan lain-lain. ***
posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar